TUGAS KELOMPOK SOFTSKILL
2KA23
KEPEMIMPINAN
Disusun oleh :
1. Amalia Mulya Sari
(10113761)
2. Chandika (11113865)
3. Elisabeth Irene
(12113865)
4. Enrico Kuncoro
(12113910)
5. Indriawan Sucahyo
(14113410)
6. Kun siddiq (14113882)
7. Nurhafizah Israini
(1A113000)
8. Rachman (19113801)
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan -khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang ,
sehingga dia mampu mempengaruhi oranglain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. Jadi Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
dan mengarahkan berbagai tugasyang berhubungan dengan aktivitas anggota
kelompok. Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagaikemampuan mempengaruhi
berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhikomitmen dan ketaatan
terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama; dan kemampuanmempengaruhi
kelompok agar mengidentifikasi, memelihara dan mengembangkan budaya organisasi.
TIPE-TIPE DALAM
KEPEMIMPINAN
Ada beberapa tipe dalam
sebuah kepemimpinan yang diantaranya adalah :
1. Tipe pemimpin Otokratis,
2. Tipe Militeristis,
3. Tipe Paternalistis,
4. Tipe Kharismatis,
5. Tipe Laissez Faire,
6. Tipe Demokratis.
Ø Tipe Pemimpin Otokratis yaitu seorang
pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi
sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan
sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima
kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung
kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya
sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif
(bersifat menghukum).
Ø Tipe Militeristis yaitu seorang pemimpin yang
bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem
perintah dalam menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada
pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada
formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin yang
tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima
kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara-
upacara untuk berbagai acara dan keadaan
Ø Tipe Paternalistis yaitu seorang pemimpin
yang:
• Menganggap bawahannya
sebagai manusia yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu
melindungi
• Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha
tahu
Ø Tipe Kharismatis hingga kini para pakar belum
berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma,
yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang
amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat
besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi
pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
Ø Tipe Laissez Faire yaitu seorang yang
bersifat:
• Dalam memimpin
organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para
anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati
nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap
tercapai.
• Organisasi akan
berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari
orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh
masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang
tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang
memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
Ø
Tipe Demokratis yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tuj uan pribadi dari para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan
kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama
dan kerja tim dalam usaha mencapai
tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif
dalam menentukan nasib sendiri
melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
GAYA-GAYA DALAM
KEPEMIMPINAN
EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN
DARI EMPAT MACAM KEPRIBADIAN
Keempat gaya kepemimpinan
berdasarkan kepribadian adalah :
1. Gaya Kepemimpinan
Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan
Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan
Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan
Moralis
· GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya
kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan
cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya
kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan
terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong
Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka.
Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena
ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika
diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan
maaf, dan janji.
· GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya
kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang
seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya,
melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih
ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya,
dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan
adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat
sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat
keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut,
tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para
pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
· GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model
kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun
tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu
tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah
– langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam
adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat
mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau
dimakan adalah prinsip hidupnya.
· GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya
kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua
orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para
bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri
pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari
segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan
seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang
bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat. Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya
kepemimpinan demokratis.Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua
permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan.
Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.
TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Orang-orang
Terkemuka
Bernard, Bingham, Tead
dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar
kepribadian dan karakter.
2. Teori Lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa
pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia
memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi.
Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu
melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.
3. Teori Personal
Situasional
Case (1933) menyatakan
bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat
kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang
diharapkan kepada kelompok.
4. Teori Interaksi
Harapan
Homan (1950) menyatakan
semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin
meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.
5. Teori Humanistik
Likert (1961) menyatakan
bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang
pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan
individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.
6. Teori Pertukaran
Blau (1964) menyatakan
pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi
merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan
kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala
kewajibannya.
FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM
SEBUAH ORGANISASI
Pada dasarnya dalam
sebuah organisasi kehadiran sosok pemimpin memiliki pengaruh yang cukup besar
bagi perkembangan organisasi tersebut.
Pada dasarnya fungsi
kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
Ø Fungsi administrasi, yaitu mengandalkan
formulasi kebijakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
Ø Fungsi sebagai Top Manajemen, yaitu
mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling,
dll.
Fungsi kepemimpinan
berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok
masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan
berada diluar situasi itu pemimpin juga harus berusaha agar menjadi bagian
didalam situasi kelompok atau organisasinya.
Fungsi kepemimpinan juga
memiliki 2 Dimensi yaitu :
1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkatan
kemampuan dalam mengarahkan tindakan atau aktifitas pemimpin yang terlihat oleh
orang-orang disampingnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat
dukungan atau ketertiban orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan
tugas-tugas pokok organisasi, yang dijabarkan melalui keputusan dan kebijakan
pemimpin.
Dan secara operasional dapat dibedakan menjadi
5 fungsi yang diantaranya adalah :
1) Fungsi Intruksi,
2) Fungsi Konsultatif,
3) Fungsi Partisipasi,
4) Fungsi Delegasi,
5) Fungsi Pengendalian.